Opini

MARHABAN YA RAMADHAN

Sabtu, 18 Maret 2023 15:28 WIB
  • Share this on:

Oleh : Jajang Apipudin
(Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumedang)

Seluruh umat Islam akan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan tahun 1444 H yang merupakan sebuah anugerah yang besar karena Allah Swt telah memberikan kesempatan waktu kepada hambanya untuk menempa diri menuju karakter muslim sejati, melalui training berpuasa di bulan Ramadhan yang mulia.


Marhaban Yaa Ramadhan, selamat datang bulan yang Agung, bulan yang mulia, bulan yang penuh dengan keberkahan, rahmat dan ampunan bagi orang-orang beriman. Itulah sebabnya setiap Ramadhan tiba Rosulullah Saw. meyampaikan pesan kepada seluruh manusia di jagad raya ini ; “Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan magfiroh. Bulan yang paling mulia disisi Allah Swt. Hari-harinya adalah yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Dan jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu di undang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Dibulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu di ijabah. Bermohonlah kepada Allah-Robmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan puasa dan membaca kitab-Nya… (HR Ibnu Huzaimah) 


Betapa sangat indah dan mendalamnya ungkapan Rosul tersebut, beliau mengatakan bahwa bulan Ramadhan adalah sebagai bulan yang paling mulia, yang membawa keberkahan, rahmat dan ampunan bagi umat Islam. Di Bulan ini kita di disuguhkan dengan berbagai pahala dan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah Swt. Setiap waktu yang berjalan adalah ibadah, dari jam ke jam berikutnya adalah ibadah, bahkan setiap tarikan nafas manusia yang berpuasa akan di hitung menjadi tasbih, tidurnya pun di nilai sebagai ibadah. Keberkahan lain yang lebih besar di bulan ramadhan ini adalah semua amal orang beriman akan diterima, setiap dosa akan diampuni dan segala do’a akan dikabulkan oleh Allah Swt. 


Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang sangat istimewa, karena puasa adalah ibadah hamba Allah Swt. yang spesial untuk Sang Pencipta. Rasululllah Saw. bersabda: “Seluruh amalan anak keturunan Adam adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya.” Puasa menjadi spesial kepada Allah karena keintiman seorang hamba dengan Sang Penyayang, juga hanya ibadah puasa satu-satunya ibadah yang meninggalkan yang halal dan nikmat demi mendekatkan diri kepada Allah Swt. Maka balasan ibadah puasa spesial dari Allah bisa berlipat-ganda lebih dari sepuluh kali lipat dan di dalamnya terdapat bonus Laitul Qadar yang pahalanya melebihi seribu bulan.


Ibadah puasa tergolong ibadah yang tertua dalam sejarah umat manusia. Sejak Nabi Adam as. turun kebumi telah diperintahkan oleh Allah Swt. untuk melakukan ibadah puasa. Dalam sebuah riwayat, Nabi Adam as. melakukan ibadah puasa putih, yaitu tanggal 13, 14 dan 15. Disebut puasa putih karena pada tanggal itu tampak malam yang putih terang dengan sinar bulan. Nabi Daud as. melakukan ibadah puasa dengan cara puasa sehari dan berbuka sehari dalam setahun. Nabi Musa as. melakukan puasa selama 40 hari termasuk puasa Asyura (tanggal 10 Muharram). Siti Maryam saat mengandung Nabi Isa as. melakukan puasa dengan cara tidak bicara kepada siapapun kecuali dengan cara isyarah selama tiga hari.


Demikian juga Nabi Muhammad Saw melakukan puasa Asyura dan Tasyu’a (tanggal 9 dan 10 Muharram) sebelum Allah Swt. mewajibkan puasa Ramadhan sebulan penuh. Hal ini menunjukkan bahwa ibadah puasa adalah ibadah seluruh umat manusia, sedangkan ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah penyempurna dari ibadah puasa umat terdahulu. Sebagaimana telah ditegaskan oleh Allah Swt dalam firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Qs. Al-Baqarah : 183). 
Ayat tesebut menjelaskan bahwa tujuan puasa adalah untuk meraih takwa. Takwa dapat diraih melalui sikap dalam menjalani puasa, karena puasa tidak cukup hanya dengan menahan lapar dan haus tetapi juga sikap dan prilaku yang baik. Rasulullah Saw bersabada: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan keji dan perbuatannya, maka Allah tidak mempunyai keperluan apapun kepada hamba-Nya untuk meninggalkan makan dan minumnya” (HR. Bukhari).


Bahkan sikap berpuasa harus ditunjukkan saat seseorang mendapat ancaman dan makian dari orang lain, maka hendaknya ia menahan diri dan tetap berkata: saya sedang menjalankan ibadah puasa. Ketakwaan hamba Allah Swt. dapat dilihat dari tiga sikap utama. 
Pertama, sikap dermawan, baik dalam kondisi lapang atau dalam kondisi sempit. Kedermawanan adalah sifat senang berbagi kepada orang lain yang memerlukan uluran bantuannya, baik berupa harta, ilmu atau tenaga. 
Kedua, mampu menahan amarah. Kemampuan menahan amarah, bukan berarti tidak pernah marah. Menahan amarah menjadi ciri sikap takwa. Sebab seseorang makin terlihat waras dan bijak jika mampu mangendalikan emosinya. Bahkan dalam sebuah studi ilmiah menjelaskan, bahwa keberhasilan seseorang dalam mengarungi kehidupan dapat ditentukan dari kemampuannya untuk mengendalikan emosi dan amarahnya.
Ketiga, sifat pemaaf. Memaafkan berbeda dengan melupakan. Tindakan memaafkan bukan merupakan bagian mekanisme psikis alamiah, tetapi ”perintah” atas nama Ilahi. Memaafkan merupakan proses panjang, menyakitkan sekaligus membebaskan. Karena itu, ia melibatkan totalitas kedirian kita sebagai manusia. Ia harus mulai dari keputusan untuk tidak berbalas dendam.


Puasa adalah kebutuhan umat manusia untuk senantiasa dirinya tetap menjadi manusia secara fisik dan rohani sekaligus untuk menjalin kedekatan sang hamba dengan Sang Maha Pencipta. Semoga kita semua sebagai umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dengan sempurna dan meraih takwa. Amin  Ya Rabbal ‘Aalamin.

 

Gallery

  • -
  • -
  • Kegiatan Pembinaan Peningkatan Profesionalitas Pengawas PAI (Rabu, 7 Des. 2022)
  • Kepala Kantor, H Jajang Apipudin, M.Ag, Melantik Para Pejabat (Kepala MAN,MTsN dan MIN) Jum’at, 07 Januari 2022
  • Sampaikan Donasi dari Keluarga Besar Kemenag Kab. Sumedang, Kepala Kantor dan Tim Kunjungi Posko Peduli Bencana Cianjur